Dirinya Yang Begitu Mengerti
July 14, 2015Beberapa tahun lalu, kamu hanya seseorang di luar lingkaranku. Tak tau
siapa, tak tau di mana. Bahkan aku tidak tau bahwa hanya berjarak
beberapa meter dari rumahku, tinggallah seorang kamu.
Tidak banyak orang yang mampu bertahan bertahun-tahun dengan perempuan itu, dengan segala keribetan juga keanehannya. Perempuan itu, adalah aku. Aku bukan perempuan yang memiliki ciri khas, aku cenderung biasa saja, hanya moodku sering berubah. Hanya satu yang bisa membuat aku tenggelam tanpa terbenam, ya, menulis. aku menulis apa saja, di mana saja. Di kertas, di komputer, di tisu, pagi, siang, malam, shubuh. Ketika bosan, ketika senang,
ketika marah, ketika sedih.
Hingga suatu hari datanglah dirinya..
Seseorang yang menatap mataku di malam itu, di sebuah tempat makan di kawasan bintaro tempat aku tinggal, seseorang yang memberikan senyuman pertama, dengan wajah yang menerka-nerka, merasa bahwa sebelumnya sepertinya kita saling mengenal atau setidaknya pernah bertemu, seseorang yang berusaha mengajakku bicara, membahas tentang banyak hal. Mungkin di antara banyak orang di lingkunganku berpikir, mengapa kali ini aku bisa melewati ini semua selama ini, ini jawabanku
Dia adalah orang yang paling mengerti mengenai minatku, tidak pernah protes mengenai hobi menulisku.dia membebaskanku, seperti aku membebaskan dirinya.
Dia tidak terganggu dengan penampilanku, ia selalu santai menanggapiku yang sangat senang memakai lipstick berwarna merah menyala, pink, walaupun sebenarnya koleksi lipstickku bisa dikatakan banyak dan warnanya tidak jauh berbeda
Dia bisa mengikuti ritme hidupku yang berubah-ubah, ada saatnya tiba-tiba aku ingin makan sesuatu, ngemil sesuatu, ada saatnya aku ingin pergi ke sebuah taman, mall, ada saatnya juga aku sedang tidak ingin kemana-mana. Keberadaannya membuatku menikmati setiap waktu, walau kadang aku juga harus mengalah untuk menemaninya tanding futsal, atau batal pergi dikarenakan ada pertandingan bola tim favoritnya
Dia yang selalu berusaha membuatku tersenyum disaat saya tidak ingin tersenyum, melakukan hal-hal yang saya tidak pernah duga, bahkan kepikiranpun juga tidak, ia yang selalu memberikan kejutan-kejutan kecil untukku, dengan tujuan agar aku tersenyum
Dia yang menerima kurangku, dia yang tak pernah lelah akan mauku, dia yang selalu ada ketika aku jatuh dan hampir terluka
Semenjak ada kamu, aku yang keras kepala ini berani menurunkan ego. Hadirnya kamu cukup membuatku bersyukur karena bahagia merasakan indahnya dimiliki
Untuk kamu,
Aku sayang kamu
0 comments