Life After Marriage

January 16, 2018

Mungkin terlalu cepat jika saya saat ini membahas tentang kehidupan setelah Menikah. Namun, kehidupan saya setelah menikah memang bisa dibilang berbeda walaupun tidak semuanya berubah. Seperti yang sudah saya sampaikan di postingan sebelum ini, saya memang ingin menikah di usia muda (dalam artian tidak melebihi dari usia 25 Tahun). Dan Alhamdulillah Allah memberikan saya jodoh sehingga di Tahun 2017 kemarin saya dapat mencapai impian saya


Dari awal pacar saya (yang sekarang sudah menjadi Suami saya) ingin mengajak saya ke hubungan yang lebih serius, saya masih ingat jelas kalimat yang saya ucapkan pertama kali adalah bukan menjawab “Iya aku mau” melainkan “Terus nanti kita akan tinggal dimana?”. Bisa dibilang tempat tinggal adalah konsen utama saya ketika ingin menikah. Karena saya ingin, disaat sudah menikah saya dan Suami bisa fokus menata rumah tangga tanpa “campur tangan” Orang Tua, mungkin istilah lainnya “direcokin”. Saya ingin belajar lebih mandiri untuk menata keuangan, mengurus Suami saya dan semua urusan rumah pastinya



Walaupun harus saya akui, meninggalkan rumah dan kamar saya yang saya fikir awalnya akan terasa biasa saja, ternyata saya sesedih itu. Hari kedua setelah pulang Honeymoon, Jujur saja saya menangis sampai jam 1 pagi. Iya, menangis seperti anak kecil, Suami saya sampai bertanya “kamu kenapa? Yasudah besok kamu mau nginap dirumah?” hahaha lucu sih jika saya mengingat kembali, saat itu yang saya rasakan adalah saya rindu Orang Tua saya, Adik saya, Mbak saya. kebiasaan-kebiasaan saya dirumah, sempat berfikir “gw salah gak sih menikah dan meninggalkan Orang Tua?” saya rasa khususnya semua anak perempuan pasti akan merasakan hal yang sama. Butuh waktu beberapa minggu untuk saya dapat “menerima” kenyataan bahwa saat ini status saya sudah menjadi seorang Istri, yang dimana akan hidup berdua dengan Suami



Selain itu, hal yang merubah hidup saya pastinya disaat menikah adalah masalah Financial. Ya, saya paham sekali bahwa membahas hal ini adalah hal yang sangat sensitif. Jika saya boleh memberi saran sebaiknya untuk teman-teman yang mungkin saat ini sedang mempersiapkan pernikahan, lebih baik membahas persoalan keuangan dari sekarang, tentang bagaimana nanti perbulannya kebutuhan apa saja yang perlu dikeluarkan, siapa yang megang kartu ATM nya (kalau kami, Suami menyerahkan ke saya untuk menyimpan kartu ATM nya) Jadi setelah menikah sudah tau apa-apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan



Setelah menikah, saya merasa semua hal yang saya lakukan saya selalu berfikir untuk berdua, misalnya ketika saya ingin membeli makanan, saya secara reflek terlintas di benak saya “beliin Suami mau gak ya dia?” atau “tanya Suami juga deh dia mau apa engga” yang biasanya kalau saya mau makan ya makan saja (terkecuali untuk perintilan Makeup & Skincare ya, itu sudah ada budget tersendiri lol) saya bersyukur sekali memiliki Suami yang pengertian dan tidak pernah “protes” tentang hobi saya, tetap memperbolehkan saya Hang out dengan teman-teman saya, saya bisa menjenguk orang tua saya kapanpun saya merasa rindu. Yang sebelumnya saya pernah berfikir mungkin nanti setelah menikah hidup saya akan menjadi hanya tentang saya dan Suami, saya menjadi “tidak bebas” dsb, namun Alhamdulillah saya tidak merasakan hal-hal itu



Dan pastinya setelah menikah lebih ada tanggung jawab tersendiri karena kita sudah tidak bergantung kepada orang tua lagi, saya tidak bisa memilih atau mengatakan lebih enak sebelum atau sesudah menikah, semuanya menurut saya ada plus minus tersendiri, ada pengalaman baru, kita menjadi lebih dewasa dan mandiri pastinya. Semuanya menurut saya tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dan saya rasa kita semua pasti akan bahagia jika kita menikah dengan orang yang kita sayangi bukan? Mungkin benar adanya setelah menikah akan terasa happy ending, tapi menurut saya ini juga menjadi awal perjuangan kehidupan yang sesungguhnya akan dimulai. Setidaknya sejauh ini yang saya rasakan kehidupan setelah menikah, untuk teman-teman diluar sana yang sedang mempersiapkan pernikahan, tetap semangat ya. Nanti pasti setelah menikah kalian akan rindu masa-masa “ribet” ngurusin Nikah. Dan yang terakhir dan yang terpenting menurut saya adalah, jangan lupa komunikasi dengan pasangan. Semoga keluarga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Have a nice day :)


WITH LOVE,

Aristya Rizky Badzlina

You Might Also Like

0 comments